Sabtu, 28 Juli 2012

TUGAS METODE PENELITIAN BAHASA


A STUDY ON VERBS OF MOLLO DIALECT OF DAWAN LANGUAGE
(SEBUAH TINJAUAN TERHADAP PENGGUNAAN METODE PENELITIAN)
Duanita S. Laome
English Study Program
Faculty of Teacher Training and Educational Sciences
PGRI University Kupang

Walaupun sudah digarap berulang kali, namun minat kepada kategorisasi kata tetap hidup. Hal tersebut terbukti dari penelitian Laome (2010) tentang verba dalam bahasa Meto dialek Mollo. Bahasa Meto (BM)  ini merupakan salah satu rumpun bahasa Austronesia yang dituturkan oleh sekitar 600,000 penutur yang ada di bagian barat pulau Timor-NTT (Manihitu, dalam ymanhitu.blogspot.com/../dawan-uab-meto-tongu-of-atoni-pah-met.html).
Kridalaksana (1986:51) mengatakan bahwa secara sintaksis sebuah satuan gramatikal dapat dikethui berkategori verba dari perilakunya dalam satuan yang lebih besar. Jadi, sebuah kata dapat dikatakan berkategori verba hanya dari perilakunya dalam frase, yakni dalam hal kemungkinnya satuan tersebut didampingi partikel tidak dalam konstruksi dan dalam hal tidak dapat didampinginya  satuan itu dengan partikel di, ke, dari, atau dengan partikel seperti sangat, lebih atau agak.
Tulisan ini bertujuan untuk memberi tinjauan terhadap hasil penelitian yang dilakukan oleh Duanita S. Laome yang berjudul “A Study on Verbs of Mollo Dialect of Meto Language”. Adapun tujuan dari penelitian tersebut adalah (1) untuk menemukan bentuk-bentuk verba dalam bahasa Meto dialek Mollo, (2) untuk mengetahui bagaimana bentuk-bentuk tersebut digunakan dalam kalimat dan (3) untuk menentukan pola struktur klausa Bahasa Meto dialek Mollo.
Dalam penelitian tersebut, peneliti menggunakan metode deskriptif untuk mendeskripsikan  bentuk-bentuk verba dan konstruksinya dalam kalimat. Peneliti menggunakan translation test sebagai instrumen atau alat untuk memperoleh data. Translation test yang dimaksudkan disini yakni peneliti menyiapkan kalimat-kalimat dalam bahasa Indonesia kemudian para informan diminta untuk menerjemahkannya kedalam bahasa Meto.
Pada umunya suatu penelitian mencakup sejumlah unsur, antara lain: metode, data, dan teori. Unsur unsur tersebut memberikan ciri terhadap suatu bidang/ objek kajian dan saling berkaitan. Tinjauan ini lebih fokus kepada penggunaan metode penelitian yang digunakan dalam penelian Laome (2010).
Telah dijelaskan sebelumnya bahwa penelitian tersebut merupakan penelitian deskriptif-kualitatif. Data yang dihimpun melalui penelitian lapangan, semuanya merupakan data verbal berupa kata-kata, tidak dalam bentuk angka. Demikian pula analisis yang dilakukan terhadap data yang telah dipilih, dilakukan dengan menggunakan teknik-teknik analisis yang bersifat deskriptif-argumentatif. Ada beberapa hal yang perlu menjadi bahan masukan dari penulis khususnya menyangkut proses penyediaan dan analisis data.
Dalam proses penyediaan atau pengumpulan data, perlu juga digunakan metode cakap (wawancara) dan metode simak  (observasi). Metode cakap ini berupa percakapan dan terjadi kontak antara peneliti selaku peneliti dengan penutur selaku nara sumber. Sementara itu, metode simak (observasi) digunakan untuk menyimak penggunaan bahasa yang digunakan oleh penutur atau orang yang diwawancarai dalam percakapan. Dalam implementasinya, kedua metode tersebut didukung oleh teknik (1) simak bebas libat cakap, (2) cakap semuka, (3) rekam, dan (4) catat. 
Pertama, dalam teknik simak bebas libat cakap (CSBC) ini, peneliti tidak bertindak sebagai pembicara yang berhadapan dengan mitra wicara atau sebagai pendengar yang perlu memperhatikan apa yang dikatakan pembicara. Kedua, teknik cakap semuka dialakukan oleh peneliti untuk memancing informan dengan percakapan langsung yang mana peneliti mengarahkan informan sesuai dengan kepentingannya untuk memperoleh data selengkap-lengkapnya. Ketiga, teknik rekam ini dilakukan sedemikian rupa sehingga tidak menggangu kewajaran proses petuturan yang sedang terjadi dan tanpa sepengetahuan penutur sumber data. Alat rekam yang dipakai seperti tape recorder atau hanphone. Keempat, teknik catat ini digunakan setelah perekaman dilakukan. Jadi teknik translation test yang digunakan oleh Laome (2010) tersebut merupakan salah bagian dari teknik catat.     
Sementara untuk mengalisis data penelitian, perlu digunakan metode agih. Dalam operasionalnya, metode ini ditunjang oleh teknik (1) lesap, (2) perluas, dan (3) ubah ujud. Sudaryanto memberi istilah metode agih untuk metode distribusional yang terdiri atas dua tingkatan, yaitu teknik dasar pada tingkatan awal dan teknik lanjutan sebagai tingkatan yang lebih mendalam (Sudaryanto, 1993: 31-100). Teknik dasar metode ini disebut teknik bagi unsur langsung (BUL)  yaitu membagi unsur satuan lingual data menjadi beberapa bagian atau unsur; dan unsur-unsur yang bersangkutan dipandang sebagai bagian yang langsung membentuk satual lingual yang dimaksud. Relevansi teknik dasar terhadap penelitian ini adalah mendeskripsikan jenis-jenis verba dan konstruksinya dalamnya kalimat .
Adapun teknik lanjutan dari teknik bagi unsur langsung yang mencakup teknik lesap, teknik perluasan dan teknik ubah ujud yang akan diaplikasikan sesuai dengan data fenomena kebahasaan dan disesuaikan pula dengan fokus pembahasan dalam analisis data. Teknik-teknik lanjutan dari teknik bagi unsur langsung dalam menganalisis data di atas dijelaskan lebih lanjut sebagai berikut.
1) Teknik lesap                                                                                  
Teknik ini digunakan untuk mengetahui kadar keintian konstituen klausa yang dianalisis. Semakin tinggi kadar ketidak berterimaan sebuah konstruksi hasil pelesapan, berarti kadar keintian konstituen yang dilesapkan itu tinggi. Demikian sebaliknya, semakin tinggi tingkat keberterimaan konstruksi hasil pelesapan, berarti kadar keintian konstituen yang dilesapkan itu rendah. Salah satu aspek analisis yang melibatkan teknik lesap ini adalah tes kemunculan objek dalam struktur klausa dan konstruksi kalimat verba bahasa Meto dialek Mollo.
2) Teknik perluas
     Teknik ini digunakan untuk menentukan aspek semantis klausa verba yang memiliki informasi yang sama, tetapi strukturnya berbeda, seperti konstruksi kalimat sederhana dan konstruksi kompleks, ataupun dalam struktur klausa dasar dan klausa turunan dan untuk mengetahui jangkauan maknawi unsur verba sebagai pengisi fungsi predikat.
3) Teknik ubah ujud
Teknik ini digunakan untuk mengetahui pola struktural klausa bahasa Meto dialek  Mollo. Teknik ini terutama digunakan ketika melakukan pengetesan alternasi struktur klausa yang bersumber . Perlu ditambah pula bahwa dengan teknik ubah ujud ini, gambaran tipologi bahasa Meto dialek Mollo, terutama tipologi tata urutan dapat terungkap dengan jelas.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar