A STUDY
ON VERBS OF MOLLO DIALECT OF DAWAN LANGUAGE
(SEBUAH
TINJAUAN TERHADAP PENGGUNAAN METODE PENELITIAN)
Duanita S. Laome
English
Study Program
Faculty
of Teacher Training and Educational Sciences
PGRI
University Kupang
Walaupun sudah digarap berulang kali, namun minat
kepada kategorisasi kata tetap hidup. Hal tersebut terbukti dari penelitian
Laome (2010) tentang verba dalam bahasa Meto dialek Mollo. Bahasa Meto (BM) ini merupakan salah satu rumpun bahasa
Austronesia yang dituturkan oleh sekitar 600,000 penutur yang ada di bagian
barat pulau Timor-NTT (Manihitu, dalam ymanhitu.blogspot.com/../dawan-uab-meto-tongu-of-atoni-pah-met.html).
Kridalaksana (1986:51) mengatakan bahwa secara
sintaksis sebuah satuan gramatikal dapat dikethui berkategori verba dari
perilakunya dalam satuan yang lebih besar. Jadi, sebuah kata dapat dikatakan berkategori
verba hanya dari perilakunya dalam frase, yakni dalam hal kemungkinnya satuan
tersebut didampingi partikel tidak dalam
konstruksi dan dalam hal tidak dapat
didampinginya satuan itu dengan partikel di, ke, dari, atau dengan partikel
seperti sangat, lebih atau agak.
Tulisan ini bertujuan untuk memberi tinjauan terhadap
hasil penelitian yang dilakukan oleh Duanita S. Laome yang berjudul “A
Study on Verbs of Mollo Dialect of Meto Language”.
Adapun tujuan dari penelitian tersebut adalah (1) untuk menemukan
bentuk-bentuk verba dalam bahasa Meto dialek Mollo, (2) untuk mengetahui bagaimana
bentuk-bentuk tersebut digunakan dalam kalimat dan (3) untuk menentukan pola
struktur klausa Bahasa Meto dialek Mollo.
Dalam penelitian tersebut, peneliti menggunakan metode deskriptif untuk
mendeskripsikan bentuk-bentuk verba dan konstruksinya
dalam kalimat. Peneliti menggunakan translation
test sebagai instrumen atau alat untuk memperoleh data. Translation test yang dimaksudkan disini
yakni peneliti menyiapkan kalimat-kalimat dalam bahasa Indonesia kemudian para
informan diminta untuk menerjemahkannya kedalam bahasa Meto.
Pada
umunya suatu penelitian mencakup sejumlah unsur, antara lain: metode, data, dan
teori. Unsur unsur tersebut memberikan ciri terhadap suatu bidang/ objek kajian
dan saling berkaitan. Tinjauan ini lebih fokus kepada penggunaan metode
penelitian yang digunakan dalam penelian Laome (2010).
Telah
dijelaskan sebelumnya bahwa penelitian
tersebut
merupakan penelitian deskriptif-kualitatif. Data yang
dihimpun melalui penelitian lapangan, semuanya merupakan data verbal berupa
kata-kata, tidak dalam bentuk angka. Demikian pula analisis yang dilakukan
terhadap data yang telah dipilih, dilakukan dengan menggunakan teknik-teknik
analisis yang bersifat deskriptif-argumentatif. Ada beberapa hal
yang perlu menjadi bahan masukan dari penulis khususnya menyangkut proses
penyediaan dan analisis data.
Dalam
proses penyediaan atau pengumpulan data,
perlu juga digunakan metode cakap (wawancara) dan
metode simak (observasi). Metode cakap
ini berupa percakapan dan terjadi kontak antara peneliti selaku peneliti dengan
penutur selaku nara sumber. Sementara itu, metode simak (observasi) digunakan
untuk menyimak penggunaan bahasa yang digunakan oleh penutur atau orang yang
diwawancarai dalam percakapan. Dalam
implementasinya, kedua metode tersebut didukung oleh teknik (1) simak bebas
libat cakap, (2) cakap semuka, (3) rekam, dan (4) catat.
Pertama,
dalam teknik simak bebas libat cakap (CSBC) ini, peneliti tidak bertindak
sebagai pembicara yang berhadapan dengan mitra wicara atau sebagai pendengar
yang perlu memperhatikan apa yang dikatakan pembicara. Kedua, teknik cakap
semuka dialakukan oleh peneliti untuk memancing informan dengan percakapan
langsung yang mana peneliti mengarahkan informan sesuai dengan kepentingannya
untuk memperoleh data selengkap-lengkapnya. Ketiga, teknik rekam ini dilakukan
sedemikian rupa sehingga tidak menggangu kewajaran proses petuturan yang sedang
terjadi dan tanpa sepengetahuan penutur sumber data. Alat rekam yang dipakai
seperti tape recorder atau hanphone. Keempat, teknik catat ini
digunakan setelah perekaman dilakukan. Jadi teknik translation test yang digunakan oleh Laome (2010) tersebut
merupakan salah bagian dari teknik catat.
Sementara untuk mengalisis data penelitian, perlu
digunakan metode agih. Dalam operasionalnya, metode ini ditunjang oleh teknik (1) lesap, (2) perluas, dan (3)
ubah ujud. Sudaryanto memberi istilah metode agih untuk metode distribusional
yang terdiri atas dua tingkatan, yaitu teknik dasar pada tingkatan awal dan
teknik lanjutan sebagai tingkatan yang lebih mendalam (Sudaryanto, 1993:
31-100). Teknik dasar metode ini disebut teknik bagi unsur langsung (BUL) yaitu membagi unsur satuan lingual data
menjadi beberapa bagian atau unsur; dan unsur-unsur yang bersangkutan dipandang
sebagai bagian yang langsung membentuk satual lingual yang dimaksud. Relevansi
teknik dasar terhadap penelitian ini adalah mendeskripsikan jenis-jenis verba
dan konstruksinya dalamnya kalimat .
Adapun
teknik lanjutan dari teknik bagi unsur langsung yang mencakup teknik lesap,
teknik perluasan dan teknik ubah ujud yang akan diaplikasikan sesuai dengan
data fenomena kebahasaan dan disesuaikan pula dengan fokus pembahasan dalam
analisis data. Teknik-teknik lanjutan dari teknik bagi unsur langsung dalam
menganalisis data di atas dijelaskan lebih lanjut sebagai berikut.
1) Teknik lesap
Teknik
ini digunakan untuk mengetahui kadar keintian konstituen klausa yang
dianalisis. Semakin tinggi kadar ketidak berterimaan sebuah konstruksi hasil
pelesapan, berarti kadar keintian konstituen yang dilesapkan itu tinggi.
Demikian sebaliknya, semakin tinggi tingkat keberterimaan konstruksi hasil
pelesapan, berarti kadar keintian konstituen yang dilesapkan itu rendah. Salah
satu aspek analisis yang melibatkan teknik lesap ini adalah tes kemunculan objek
dalam struktur klausa dan konstruksi kalimat verba bahasa Meto dialek Mollo.
2) Teknik perluas
Teknik ini digunakan
untuk menentukan aspek semantis klausa verba yang memiliki informasi yang sama,
tetapi strukturnya berbeda, seperti konstruksi kalimat sederhana dan konstruksi
kompleks, ataupun dalam struktur klausa dasar dan klausa turunan dan untuk
mengetahui jangkauan maknawi unsur verba sebagai pengisi fungsi predikat.
3) Teknik ubah ujud
Teknik
ini digunakan untuk mengetahui pola struktural klausa bahasa Meto dialek Mollo. Teknik ini terutama digunakan ketika
melakukan pengetesan alternasi struktur klausa yang bersumber . Perlu ditambah
pula bahwa dengan teknik ubah ujud ini, gambaran tipologi bahasa Meto dialek
Mollo, terutama tipologi tata urutan dapat terungkap dengan jelas.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar