BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Bahasa
merupakan alat komunikasi yang dipakai oleh masyarakat untuk mengekspresikan
gagasan yang telah menjadi konsensus bersama. Dengan bahasa manusia selalu
mengadakan interaksi dengan sesamanya (Chaer, 1994). Ekspresi bahasa yang
digunakan oleh manusia tersebut menggambarkan kecenderungan masyarakat
penuturnya. Oleh karenanya, untuk mempelajari dan menjelaskan bahasa niscaya
harus melibatkan aspek-aspek sosial yang mencitrakan masyarakat tersebut,
seperti dalam hal hirarki dari struktur sosial, tatanan sosial, status sosial,
tingkat pendidikan, umur, tingkat ekonomi, jenis kelamin, dsb.
Hubungan
bahasa dan faktor-faktor tersebut diatas dikaji secara mendalam dalam disiplin dialektologi
sosial. Pada perkembangan awalnya, dialektologi membatasi kajian pada variasi
bahasa berdasarkan variable geografis, kemudian dikenal sebagai studi geografi
dialek. Perkembangan selanjutnya kajian dialektoogi merambah ke variasi
berdasarkan variable sosial atau dialek sosial. Merambahnya dialektologi ke
wilayah variasi berdasarkan variable sosial menyebabkan timbulnya kekaburan
batas antara dialek sosial dengan sosiolinguistik (Chambers, dkk 2008).
Adapun untuk membedakan dialek
sosial dan sosiolinguistik dapat dicermati pendapat Halliday (Danawati, 2012)1
yang membedakan dialek dan register sebagai berikut:
(1) Dialek merupakan variasi bahasa
berdasarkan pemakai atau ditentukan oleh siapa
yang berbicara, mencerminkan golongan sosial dalam hirarki struktur sosial,
dan perbedaan bahasa didasarkan pada perbedaan kelompok sosial.
(2) Register merupakan variasi bahasa
berdasarkan pemakaiannya atau ditentukan oleh apa yang dibicarakan,
mencerminkan golongan sosial dalam proses atau interaksi sosial, dan perbedaan
berbahasa disebabkan oleh perbedaan konteks.
Perbedaan
antara dialek dan register ini menjadikan batas kajian dialektologi dan
sosiolinguistik menjadi lebih jelas.
Fenomena
pemilihan bahasa (language choice) dalam masyarakat multibahasa
merupakan gejala yang menarik untuk dikaji. Dalam mempelajari bahasa yang
berhubungan dengan sosial budaya akan menghasilkan suatu hubungan timbal balik
antara bahasa dan pengguna bahasa tersebut yakni; pertama, struktur sosial dapat mempengaruhi dan menentukan struktur
atau perilaku berbahasa. Kedua,
struktur atau perilaku bahasa dapat mempengaruhi dan menentukan struktur
sosial. Di dalam penelitian ini, penulis
mengangkat salah satu aspek pembeda kabahasaan, yakni: variabel status sosial. Adapun
tujuan yang dikaji adalah untuk menjelaskan pengaruh status sosial dalam pemilihan
varian-varian bahasa.
1
Danawati,
Juni 2012: Penjelasan secara lisan dalam Mata Kuliah Dialektologi
Dalam hal
ini, penulis menjelaskan secara rinci tentang penggunaan bahasa Inggris oleh
sopir taksi dan bahasa Inggris yang digunakan oleh mahasiswa semester 4 program
studi bahasa Inggris Universitas PGRI Kupang-NTT. Dan aspek kegramatikalan yang
mana merupakan salah satu bagian yang tak terpisahkan dari dimensi bahasa
digunakan sebagai salah satu kriteria untuk membedakan kedua penguna bahasa (language user) dalam berkomunikasi dalam
bahasa Inggris.
Sumber
data diperoleh dari 6 informan yang memiliki status sosial berbeda. Tiga orang
informan yang berstatus sopir taksi yang masing-masing beroperasi di area Hotel
Sesando, hotel Kupang Beach, dan Hotel Maya di Kota Kupang-NTT. Sementara itu 3
informan lainnya berasal dari mahasiswa semester 4 program studi bahasa Inggris
Universitas PGRI Kupang-NTT. Dalam proses pengumpulan data, penulis menggunakan
metode simak atau observasi dan interview. Sementara itu, teknik yang digunakan
yaitu teknik perekaman untuk merekam proses percakapan antara sopir taksi dan para
tamu (wisatawan asing), dan teknik pencatatan untuk mencatat segala hal yang
berkaitan dengan proses komunikasi yang dilakukan oleh sopir taksi dengan para
tamu dan juga sebagai pedoman pada saat menginterview informan. Pada akhirnya, data
yang telah terkumpul dianalisis dengan metode deskriptif kualitatif. Dengan
pemahaman bahwa semua data dianalisis tanpa menggunakan rumus-rumus yang
bersifat kuantitatif.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Variasi
Bahasa pada Sopir Taksi
Dari
hasil pengamatan yang dilakukan oleh penulis bahwa pada umumnya ketiga informan
tersebut mampu berkomunikasi dengan para tamu asing menggunakan
ekspresi-ekspresi dalam bahasa Inggris. Ekspresi bahasa yang mereka gunakan
mencakup; memberi salam (greeting),
memberi informasi (informing), bertanya (asking questions),
menjawab pertanyaan (answering questions), ucapan terima
kasih (thanking), memberi petunjuk (giving direction), menawarkan
bantuan (offering), memberi saran (suggesting), dan
membujuk atau mempengaruhi tamu (persuading).
Ekpresi bahasa yang digunakan oleh
sopir taksi ketika berkomunikasi dengan para tamu asing dapat dijelaskan
sebagai berikut:
1. Memberi
salam (greeting)
Para sopir taksi selalu menggunakan ragam santai
ketika menyapa para tamu yang berada atau melintas disekitar hotel.
Contoh. Taxi
driver : Hi, Mr….taxi?
Foreigner
: No, thanks
Taxi driver
: Hallo, Mrs....transport?
Foreigner
: Yes …..
Berdasarkan
data diatas terlihat bahwa sopir taksi mencoba untuk menyapa (greeting) para
tamu dengan tujuan untuk menawarkan bantuan (offering). Konstruksi
bahasa yang digunakan sangat sederhana dan tidak terstruktur atau gramatikal.
Bagaimanapun, kalimatnya akan terlihat gramatikal apabila seperti dalam contoh:
(a) do you need the taxi? atau dengan ungkapan yang lain seperti dalam contoh (b)
can I help you?
2. Memberi informasi (informing)
Contoh. Foreigner : can
you tell me the interesting places in Kupang?
Taxi driver : yeah…many interesting place here…but one
Lasiana beach and so beautiful
Foreigner :
really?
Percakapan
diatas menunjukkan bahwa sopir taksi mencoba untuk memberi informasi (informing)
tentang tempat yang menarik yang ada di kupang dan sekaligus berusaha untuk
mempengaruhi atau mempromosi (persuading) tamu dengan mengatakan bahwa
pantai Lasiana merupakan salah satu tempat yang sangat indah dan menarik.
Bagaimanapun, karena keterbatasan kosakata dan kurangnya pemahaman akan
tatabahasa atau grammar membuat
kalimat tersebut menjadi tidak grammatikal (ungrammatically).
Kalimat yang benar adalah:
Taxi driver : yeah…there
are many interesting places here. Then, one of them is Lasiana beach which has
beautiful scenery
3. Bertanya (asking questions)
Contoh. Taxi driver : It is you’re…your first time?
Foreigner
: yes, it is my first time to visit Kupang
Pada dialog diatas menunjukkan bahwa sopir taksi mencoba untuk
mendapatkan informasi tentang perkunjungan yang dilakukan oleh tamunya ke
Kupang dan ternyata diketahui bahwa baru pertama kali tamu itumengunjungi
Kupang. Bagaimanapun, karena keterbatasan kosakata dan kurangnya pemahaman
sopir taksi terhadap tatabahasa Inggris sehingga membuat kalimatnya terlihat
membingungkan. Adapun kalimat yang benar adalah:
Taxi driver : Is it your first time to visit Kupang?
Atau Is
it your first time in Kupang?
4. Menjawab pertanyaan (answering questions)
Contoh. Foreigner
: How far to go to Lasiana beach?
Taxi driver : 5 km from here. You can use motorcycle or
taxi.
Dialog diatas menunjukkan bahwa sopir taksi mencoba untuk menjawab
pertanyaan (answering questions) dan sekaligus memberi petunjuk (giving
direction) tentang jarak dari hotel ke pantai Lasiana. Selain itu, sopir
taksi juga Nampak memberi saran (suggesting) mengenai pilihan
transportasi yang bisa digunakan oleh tamu bilamana berkeinginan untuk pergi ke
pantai Lasiana.
Bagaimanapun, karena keterbatasan pengetahuan sopir
taksi terhadap tatabahasa Inggris sehingga membuat kalimatnya tidak gramatikal.
Adapun kalimat
yang benar adalah:
Taxi driver : It is
about 5 km from here. You can go there by using motorcycle or taxi.
5. Ucapan terima kasih (thanking)
Contoh. Foreigner : How much I have to pay?
Taxi driver
: sixty thousand rupies, sir?
Foreigner : okay…here you are
Taxi driver
: thank you very much,
sir?
Data diatas
menunjukkan bahwa sopir taksi mencoba untuk menggunakan kata terima kasih
(thanking) setelah mendapatkan upah atau bayaran dari tamu.
Berdasarkan hasil observasi atau pengamatan yang telah dipaparkan
diatas diketahui bahwa ketiga sopir taksi tersebut dapat berbicara bahasa
Inggris dengan lancar dan terlihat sangat komunikatif. Hal tersebut dibuktikan
dengan kemampuan mereka dalam membangun komunikasi dengan para tamu dan dapat
menggunakan beberapa ekspresi bahasa sesuai dengan konteksnya.
Hasil wawancara juga menunjukkan bahwa para sopir taksi dapat
menunjukkan kemampuan bahasa Inggris mereka dengan menjelaskan tentang
kegiatan-kegiatan yang dilakukan selama sehari dan selalu memberi respon yang
sesuai dengan apa yang ditanyakan oleh pewawancara. Namun, mereka mengalami
keterbatasan tentang masalah aturan ketatabahasaan. Sehingga setiap konstruksi/struktur
kalimat yang dituturkan selalu dalam bentuk yang tidak gramatikal.
2.2 Variasi
Bahasa pada Mahasiswa
Dari
hasil wawancara yang dilakukan terhadap ke3 mahasiswa dengan usia dan jenjang
pendidikan yang sama didapatkan hasil bahwa pada umumnya mereka mampu
menggunakan bahasa Inggris dengan lancar dan sesuai dengan grammar atau tata
bahasa Inggris. Ekspresi bahasa yang mereka gunakan mencakup; memberi salam (greeting), memberi
informasi (informing), menjawab pertanyaan (answering
questions) dan ucapan terima kasih (thanking).
Ekpresi bahasa yang digunakan oleh
mahasiswa semester 4
program studi bahasa Inggris Universitas PGRI Kupang-NTT dapat
dijelaskan sebagai berikut:
1. Memberi salam (greeting)
Contoh. writer : hallo, how are you?
student : Hi, I am really fine thanks. And how about
you?
writer :
me too….
Dialog diatas menunjukkan bahwa penulis mencoba membuka percakapan
dengan memberi salam (greeting) kepada seorang mahasiswa. Setelah
disapa, mahasiswa pun merespon dengan menyapa dengan santai dan mengakhirinya
dengan kata terima kasih (thanking) sebagai bentuk penghargaan terhadap
penulis. Disamping itu, mahasiwa tersebut juga menggunakan ekspresi bertanya (asking
question) dan juga ekspresi untuk menjawab pertanyaan (answering
questions). Dari beberapa ekspresi bahasa yang dituturkan oleh mahasiswa
ternyata sangat jelas lancar dan terstruktur.
2. Menjawab pertanyaan (answering question)
Contoh. (a) writer : what
semester are you in?
student : I am in the third semester now
writer :
okay, that’s good and try to do your best..
student : yes, I will do it
(b) writer
: which part did you take in?
student : I took English study program
writer : Why?
student : I really interest in English because it is
my favourite subject when I was in senior high school and I plan to become
English teacher. One thing that you have to know that English is an
international language. So, there is only one way if we want to go abroad, that
is achieving English well.
Dari
dialog diatas menunjukkan bahwa mahasiswa mencoba menggunakan ekspresi untuk
menjawab pertanyaan (answering questions) sebagai respons dari
pertanyaan yang diberikan dan juga selalu dengan kalimat yang lengkap ketika
memberikan informasi (informing). Komunikasi yang terjadi antara penulis
dan mahasiswa terlihat sangat lancar dan terstruktur akibat penguasaan kosakata
dan pemahaman akan grammar yang baik.
3. Memberikan informasi (informing)
Contoh: writer
: Can you tell me about your activities during a day?
student : hmmm…okay. It has become my habitual
activities.
Firstly, I
always get up at 5.30 o’clock. After that, I pray to God then, make up my bed
room. At 6 o’clock am, I take a bath. I always clean my teeth and wash my hair
when in the bathroom.
Secondly,
I have breakfast. I always eat bread and drink a glass of tea for my breakfast.
Then, I go to campus at 7 o’clock am. I always use my motorcycle to
campus. Our study always begin at 8
o’clock am and it always end at 12 o’clock am. Finally, I go home at 12.30 pm.
That’s all for my activities.
Dari
dialog diatas terlihat bahwa mahasiswa mencoba menggunakan ekspresi untuk
menjawab pertanyaan (answering questions) sebagai respons dari
pertanyaan yang diberikan dan memberikan informasi (informing) yang
panjang dan sistematis. Informasi yang diberikan tersebut menyangkut dengan aktivitas
dirumah dang kegiatan belajar mengajar disekolah. Mahasiwa tersebut sangat
santai dan lancar dalam memberikan informasi kepada penulis. Penguasaan akan
kosakata dan grammar yang baik membuatnya semakin percaya diri dalam berbahasa
Inggris.
Berdasarkan hasil wawancara dengan ke-3 orang mahasiswa semester 4
program studi bahasa Inggris diketahui bahwa mereka dapat menunjukkan kemampuan
bahasa Inggris yang sangat bagus dengan menjelaskan tentang kegiatan-kegiatan
yang dilakukan selama sehari dan selalu memberi respon yang sesuai dengan apa yang
ditanyakan oleh penulis. Penguasaan kosakata dan pemahaman akan grammar
terlihat sangat bagus dan hal ini dibuktikan dengan rasa percaya diri mereka
yang tinggi ketika menjelaskan sesuatu. Dan juga, kalimat yang dituturkan
sangat terstruktur.
2.3 Pengaruh
Status Sosial dalam Pemilihan Varian Bahasa
Sebagian
besar sopir taksi yang tidak bisa berkomunikasi dalam bahasa Inggris, hanya
dapat mengantarkan tamu asing dari Bandara ke tempat tujuan yang telah
ditentukan oleh Agen Taksi Bandara sesuai permintaan tamu, misalnya ke hotel.
Setelah sampai di hotel, sopir ini kembali lagi dengan taksi kosong ke Bandara
untuk antri lagi menunggu giliran membawa tamu. Seandainya mereka dapat
berbahasa Inggris, mereka dapat mengantarkan tamu dari hotel ke tempat lain
sehingga berkesempatan memperoleh pendapatan tambahan. Namun petugas hotel
tidak akan mempercayakan tamu asing kepada sopir yang tidak dapat berbahasa
Inggris.
Dari
fenomena yang terjadi seperti yang diulas diatas membuat beberapa dari mereka
mencoba untuk mempelajari bahasa Inggris. Bagi para sopir taksi, kemampuan
berbahasa Inggris memang tidak diharuskan/diwajibkan untuk dipelajari akan
tetapi cara dan inisiatif dari mereka sendiri untuk memperoleh (acquiring) dan
menguasainya sehingga makin banyaknya wisatawan asing yang berkunjung ke Kupang
dapat mendongkrak pendapatan mereka.
Para
Sopir taksi mempelajari bahasa Inggris untuk tujuan peningkatan pendapatan (English for specific purpose), sehingga
apa yang dipelajari selalu berhubungan dengan bidang pekerjaan mereka. Dengan
keterbatasan pengetahuan mereka akan kosakata dan grammar tidak membuat mereka
hilang akal tetapi dengan ekspresi wajah (mimik) dan penggunaan bahasa gerak
tubuh pun (gesture) sering mereka
lakukan pada saat berbicara dengan para tamu asing. Pada kenyataannya
komunikasi yang mereka bangun dengan tamu tetap terus berjalan dan terjadi
kesepahaman diantara mereka.
Sementara itu, bagi mahasiswa, grammar/structure
merupakan salah satu kompetensi yang selalu mendapat perhatian utama dalam
pengajaran Bahasa Inggris, baik di sekolah menengah maupun di perguruan tinggi.
Brown (2001) menyatakan bahwa grammar merupakan sistem kaidah yang
mengatur penempatan dan hubungan kata-kata dalam sebuah kalimat. Dengan
demikian, grammar merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari berbagai dimensi
bahasa.
Dari
hasil pengamatan/observasi dan wawancara diperoleh hasil bahwa bahasa Inggris
yang digunakan oleh para sopir taksi terlihat tidak gramatikal karena tidak
menggunakan kopula (to be), waktu/kala (tenses), salah
peggunaan artikel (the, a, an) dalam
setiap tuturan. Sementara itu, bagi mahasiswa grammar merupakan sesuatu yang
penting untuk dipelajari karena sebagai dasar untuk semua skil atau kemampuan dalam
berbahasa (listenening, speaking,
reading, writing). Hal tersebut yang dapat membedakan bagaimana kita
mengenal cara berbahasa orang yang berstatus sopir taksi yang hanya memperoleh
dan menggunakan bahasa Inggris dan mahasiswa yang mempelajari dan menggunakan
bahasa Inggris dalam kehidupan/lingkungan mereka.
BAB III
SIMPULAN
Berdasarkan
hasil
penelitian sederhana yang telah dilakukan pada para sopir taksi dan mahasiswa
semester 4 program studi bahasa Inggris Universitas PGRI Kupang-NTT, ditemukan hal-hal
sebagai berikut.
1. Ekspresi bahasa yang digunakan oleh
sopir taksi dan mahasiswa sangat beragam sesuai dengan konteks percakapan yang
mereka bangun, yang mencakup; memberi
salam (greeting), memberi informasi (informing), bertanya
(asking questions), menjawab pertanyaan (answering questions),
ucapan terima kasih (thanking), memberi petunjuk (giving
direction), menawarkan bantuan (offering), memberi
saran (suggesting), dan membujuk atau mempengaruhi tamu (persuading).
2. Para sopir taksi dapat menunjukkan kemampuan bahasa
Inggris mereka dengan menjelaskan tentang kegiatan-kegiatan yang dilakukan
selama sehari dan selalu memberi respon yang sesuai dengan apa yang ditanyakan
oleh pewawancara. Namun, mereka mengalami keterbatasan tentang masalah aturan
ketatabahasaan. Sehingga setiap konstruksi/struktur kalimat yang dituturkan
selalu dalam bentuk yang tidak gramatikal
3. Para mahasiswa dapat menunjukkan kemampuan bahasa Inggris yang
sangat bagus dengan menjelaskan tentang kegiatan-kegiatan yang dilakukan selama
sehari dan selalu memberi respon yang sesuai dengan apa yang ditanyakan oleh
penulis. Penguasaan kosakata dan pemahaman akan grammar terlihat sangat bagus
dan hal ini dibuktikan dengan rasa percaya diri mereka yang tinggi ketika
menjelaskan sesuatu. Dan juga, kalimat yang dituturkan sangat terstruktur.
4. Status sosial memiliki pengaruh yang
cukup besar dalam pemilihan varian-varian bahasa. Hal tersebut dapat dibuktikan
dengan penggunaan bahasa oleh sopir taksis yang tidak pernah memikirkan tentang
kaidah bahasa seperti penggunaan kopula (to be), waktu/kala (tenses), artikel (the, a, an) dalam setiap tuturan. Sementara itu, bagi mahasiswa kaidah
atau grammar merupakan sesuatu yang penting untuk dipelajari karena sebagai
dasar untuk semua skil atau kemampuan dalam berbahasa (listenening, speaking, reading, writing).
Acuan:
Chaer,
Abdul. 1994. Linguistik Umum.
Jakarta: Rineka Cipta.
Chambers,
J, K. dan P. Trudgill. 2008. “Dialectology”
Cambridge: Cambridge University Press.
Sugirin. 2008. “Peningkatan
Keberdayaan Sopir Taksi Melalui Pelatihan Bahasa Inggris: Laporan PPM” Universitas Negeri Yokyakarta: Artikel yang
dipublikasi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar