Jumat, 27 Juli 2012

Bahasa dan Status Sosial


BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang
Bahasa merupakan alat komunikasi yang dipakai oleh masyarakat untuk mengekspresikan gagasan yang telah menjadi konsensus bersama. Dengan bahasa manusia selalu mengadakan interaksi dengan sesamanya (Chaer, 1994). Ekspresi bahasa yang digunakan oleh manusia tersebut menggambarkan kecenderungan masyarakat penuturnya. Oleh karenanya, untuk mempelajari dan menjelaskan bahasa niscaya harus melibatkan aspek-aspek sosial yang mencitrakan masyarakat tersebut, seperti dalam hal hirarki dari struktur sosial, tatanan sosial, status sosial, tingkat pendidikan, umur, tingkat ekonomi, jenis kelamin, dsb.
Hubungan bahasa dan faktor-faktor tersebut diatas dikaji secara mendalam dalam disiplin dialektologi sosial. Pada perkembangan awalnya, dialektologi membatasi kajian pada variasi bahasa berdasarkan variable geografis, kemudian dikenal sebagai studi geografi dialek. Perkembangan selanjutnya kajian dialektoogi merambah ke variasi berdasarkan variable sosial atau dialek sosial. Merambahnya dialektologi ke wilayah variasi berdasarkan variable sosial menyebabkan timbulnya kekaburan batas antara dialek sosial dengan sosiolinguistik (Chambers, dkk 2008).



Adapun untuk membedakan dialek sosial dan sosiolinguistik dapat dicermati pendapat Halliday (Danawati, 2012)1 yang membedakan dialek dan register sebagai berikut:
(1)   Dialek merupakan variasi bahasa berdasarkan pemakai atau ditentukan oleh siapa yang berbicara, mencerminkan golongan sosial dalam hirarki struktur sosial, dan perbedaan bahasa didasarkan pada perbedaan kelompok sosial.
(2)   Register merupakan variasi bahasa berdasarkan pemakaiannya atau ditentukan oleh apa yang dibicarakan, mencerminkan golongan sosial dalam proses atau interaksi sosial, dan perbedaan berbahasa disebabkan oleh perbedaan konteks.
Perbedaan antara dialek dan register ini menjadikan batas kajian dialektologi dan sosiolinguistik menjadi lebih jelas.
Fenomena pemilihan bahasa (language choice) dalam masyarakat multibahasa merupakan gejala yang menarik untuk dikaji. Dalam mempelajari bahasa yang berhubungan dengan sosial budaya akan menghasilkan suatu hubungan timbal balik antara bahasa dan pengguna bahasa tersebut yakni; pertama, struktur sosial dapat mempengaruhi dan menentukan struktur atau perilaku berbahasa. Kedua, struktur atau perilaku bahasa dapat mempengaruhi dan menentukan struktur sosial.  Di dalam penelitian ini, penulis mengangkat salah satu aspek pembeda kabahasaan, yakni: variabel status sosial. Adapun tujuan yang dikaji adalah untuk menjelaskan pengaruh status sosial dalam pemilihan varian-varian bahasa.



1 Danawati, Juni 2012: Penjelasan secara lisan dalam Mata Kuliah Dialektologi
Dalam hal ini, penulis menjelaskan secara rinci tentang penggunaan bahasa Inggris oleh sopir taksi dan bahasa Inggris yang digunakan oleh mahasiswa semester 4 program studi bahasa Inggris Universitas PGRI Kupang-NTT. Dan aspek kegramatikalan yang mana merupakan salah satu bagian yang tak terpisahkan dari dimensi bahasa digunakan sebagai salah satu kriteria untuk membedakan kedua penguna bahasa (language user) dalam berkomunikasi dalam bahasa Inggris.
Sumber data diperoleh dari 6 informan yang memiliki status sosial berbeda. Tiga orang informan yang berstatus sopir taksi yang masing-masing beroperasi di area Hotel Sesando, hotel Kupang Beach, dan Hotel Maya di Kota Kupang-NTT. Sementara itu 3 informan lainnya berasal dari mahasiswa semester 4 program studi bahasa Inggris Universitas PGRI Kupang-NTT. Dalam proses pengumpulan data, penulis menggunakan metode simak atau observasi dan interview. Sementara itu, teknik yang digunakan yaitu teknik perekaman untuk merekam proses percakapan antara sopir taksi dan para tamu (wisatawan asing), dan teknik pencatatan untuk mencatat segala hal yang berkaitan dengan proses komunikasi yang dilakukan oleh sopir taksi dengan para tamu dan juga sebagai pedoman pada saat menginterview informan. Pada akhirnya, data yang telah terkumpul dianalisis dengan metode deskriptif kualitatif. Dengan pemahaman bahwa semua data dianalisis tanpa menggunakan rumus-rumus yang bersifat kuantitatif.





BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Variasi Bahasa pada Sopir Taksi
Dari hasil pengamatan yang dilakukan oleh penulis bahwa pada umumnya ketiga informan tersebut mampu berkomunikasi dengan para tamu asing menggunakan ekspresi-ekspresi dalam bahasa Inggris. Ekspresi bahasa yang mereka gunakan mencakup; memberi salam (greeting), memberi informasi (informing), bertanya (asking questions), menjawab pertanyaan (answering questions), ucapan terima kasih (thanking), memberi petunjuk (giving direction), menawarkan bantuan (offering), memberi saran (suggesting), dan  membujuk atau mempengaruhi tamu (persuading).
Ekpresi bahasa yang digunakan oleh sopir taksi ketika berkomunikasi dengan para tamu asing dapat dijelaskan sebagai berikut:
1.   Memberi salam (greeting)
Para sopir taksi selalu menggunakan ragam santai ketika menyapa para tamu yang berada atau melintas disekitar hotel.
Contoh.           Taxi driver : Hi, Mr….taxi?
                        Foreigner    : No, thanks
                        Taxi driver  : Hallo, Mrs....transport?
                        Foreigner     : Yes …..
           

        Berdasarkan data diatas terlihat bahwa sopir taksi mencoba untuk menyapa (greeting) para tamu dengan tujuan untuk menawarkan bantuan (offering). Konstruksi bahasa yang digunakan sangat sederhana dan tidak terstruktur atau gramatikal. Bagaimanapun, kalimatnya akan terlihat gramatikal apabila seperti dalam contoh: (a) do you need the taxi? atau dengan ungkapan yang lain seperti dalam contoh (b) can I help you?

2.   Memberi informasi (informing)
Contoh.        Foreigner     : can you tell me the interesting places in Kupang?
               Taxi driver : yeah…many interesting place here…but one Lasiana beach and so beautiful
                    Foreigner     : really?

        Percakapan diatas menunjukkan bahwa sopir taksi mencoba untuk memberi informasi (informing) tentang tempat yang menarik yang ada di kupang dan sekaligus berusaha untuk mempengaruhi atau mempromosi (persuading) tamu dengan mengatakan bahwa pantai Lasiana merupakan salah satu tempat yang sangat indah dan menarik. Bagaimanapun, karena keterbatasan kosakata dan kurangnya pemahaman akan tatabahasa atau grammar membuat kalimat tersebut menjadi tidak grammatikal (ungrammatically). Kalimat yang benar adalah:
                  Taxi driver : yeah…there are many interesting places here. Then, one of them is Lasiana beach which has beautiful scenery




3.   Bertanya (asking questions)
Contoh.     Taxi driver : It is you’re…your first time?
                  Foreigner    : yes, it is my first time to visit Kupang
            Pada dialog diatas menunjukkan bahwa sopir taksi mencoba untuk mendapatkan informasi tentang perkunjungan yang dilakukan oleh tamunya ke Kupang dan ternyata diketahui bahwa baru pertama kali tamu itumengunjungi Kupang. Bagaimanapun, karena keterbatasan kosakata dan kurangnya pemahaman sopir taksi terhadap tatabahasa Inggris sehingga membuat kalimatnya terlihat membingungkan. Adapun kalimat yang benar adalah:
                     Taxi driver : Is it  your first time to visit Kupang?
        Atau                          Is it your first time in Kupang?

4.   Menjawab pertanyaan (answering questions)
 Contoh.          Foreigner      : How far to go to Lasiana beach?
                  Taxi driver    : 5 km from here. You can use motorcycle or taxi.
      Dialog diatas menunjukkan bahwa sopir taksi mencoba untuk menjawab pertanyaan (answering questions) dan sekaligus memberi petunjuk (giving direction) tentang jarak dari hotel ke pantai Lasiana. Selain itu, sopir taksi juga Nampak memberi saran (suggesting) mengenai pilihan transportasi yang bisa digunakan oleh tamu bilamana berkeinginan untuk pergi ke pantai Lasiana.

Bagaimanapun, karena keterbatasan pengetahuan sopir taksi terhadap tatabahasa Inggris sehingga membuat kalimatnya tidak gramatikal. Adapun kalimat yang benar adalah:
                     Taxi driver : It is about 5 km from here. You can go there by using motorcycle or taxi.

5.   Ucapan terima kasih (thanking)
Contoh.     Foreigner    : How much I have to pay?
                  Taxi driver  : sixty thousand rupies, sir?
                  Foreigner    : okay…here you are
                  Taxi driver  : thank you very much, sir?

  Data diatas menunjukkan bahwa sopir taksi mencoba untuk menggunakan kata terima kasih (thanking) setelah mendapatkan upah atau bayaran dari tamu.
Berdasarkan hasil observasi atau pengamatan yang telah dipaparkan diatas diketahui bahwa ketiga sopir taksi tersebut dapat berbicara bahasa Inggris dengan lancar dan terlihat sangat komunikatif. Hal tersebut dibuktikan dengan kemampuan mereka dalam membangun komunikasi dengan para tamu dan dapat menggunakan beberapa ekspresi bahasa sesuai dengan konteksnya.
Hasil wawancara juga menunjukkan bahwa para sopir taksi dapat menunjukkan kemampuan bahasa Inggris mereka dengan menjelaskan tentang kegiatan-kegiatan yang dilakukan selama sehari dan selalu memberi respon yang sesuai dengan apa yang ditanyakan oleh pewawancara. Namun, mereka mengalami keterbatasan tentang masalah aturan ketatabahasaan. Sehingga setiap konstruksi/struktur kalimat yang dituturkan selalu dalam bentuk yang tidak gramatikal.
2.2 Variasi Bahasa pada Mahasiswa
Dari hasil wawancara yang dilakukan terhadap ke3 mahasiswa dengan usia dan jenjang pendidikan yang sama didapatkan hasil bahwa pada umumnya mereka mampu menggunakan bahasa Inggris dengan lancar dan sesuai dengan grammar atau tata bahasa Inggris. Ekspresi bahasa yang mereka gunakan mencakup; memberi salam (greeting), memberi informasi (informing), menjawab pertanyaan (answering questions) dan ucapan terima kasih (thanking).
Ekpresi bahasa yang digunakan oleh mahasiswa semester 4 program studi bahasa Inggris Universitas PGRI Kupang-NTT dapat dijelaskan sebagai berikut:
1.      Memberi salam (greeting)
Contoh.        writer     : hallo, how are you?
                    student   : Hi, I am really fine thanks. And how about you?
                     writer    : me too….

            Dialog diatas menunjukkan bahwa penulis mencoba membuka percakapan dengan memberi salam (greeting) kepada seorang mahasiswa. Setelah disapa, mahasiswa pun merespon dengan menyapa dengan santai dan mengakhirinya dengan kata terima kasih (thanking) sebagai bentuk penghargaan terhadap penulis. Disamping itu, mahasiwa tersebut juga menggunakan ekspresi bertanya (asking question) dan juga ekspresi untuk menjawab pertanyaan (answering questions). Dari beberapa ekspresi bahasa yang dituturkan oleh mahasiswa ternyata sangat jelas lancar dan terstruktur.

2.      Menjawab pertanyaan (answering question)
Contoh. (a) writer     : what semester are you in?
                    student   : I am in the third semester now
                     writer    : okay, that’s good and try to do your best..
                     student  : yes, I will do it
            (b)  writer      : which part did you take in?
                    student   : I took English study program
                     writer    : Why?
                     student  : I really interest in English because it is my favourite subject when I was in senior high school and I plan to become English teacher. One thing that you have to know that English is an international language. So, there is only one way if we want to go abroad, that is achieving English well.

           Dari dialog diatas menunjukkan bahwa mahasiswa mencoba menggunakan ekspresi untuk menjawab pertanyaan (answering questions) sebagai respons dari pertanyaan yang diberikan dan juga selalu dengan kalimat yang lengkap ketika memberikan informasi (informing). Komunikasi yang terjadi antara penulis dan mahasiswa terlihat sangat lancar dan terstruktur akibat penguasaan kosakata dan pemahaman akan grammar yang baik.



3.      Memberikan informasi (informing)
Contoh:       writer      : Can you tell me about your activities during a day?
                    student   : hmmm…okay. It has become my habitual activities.
                                      Firstly, I always get up at 5.30 o’clock. After that, I pray to God then, make up my bed room. At 6 o’clock am, I take a bath. I always clean my teeth and wash my hair when in the bathroom.
                                      Secondly, I have breakfast. I always eat bread and drink a glass of tea for my breakfast. Then, I go to campus at 7 o’clock am. I always use my motorcycle to campus.  Our study always begin at 8 o’clock am and it always end at 12 o’clock am. Finally, I go home at 12.30 pm. That’s all for my activities.
                 
           Dari dialog diatas terlihat bahwa mahasiswa mencoba menggunakan ekspresi untuk menjawab pertanyaan (answering questions) sebagai respons dari pertanyaan yang diberikan dan memberikan informasi (informing) yang panjang dan sistematis. Informasi yang diberikan tersebut menyangkut dengan aktivitas dirumah dang kegiatan belajar mengajar disekolah. Mahasiwa tersebut sangat santai dan lancar dalam memberikan informasi kepada penulis. Penguasaan akan kosakata dan grammar yang baik membuatnya semakin percaya diri dalam berbahasa Inggris.


Berdasarkan hasil wawancara dengan ke-3 orang mahasiswa semester 4 program studi bahasa Inggris diketahui bahwa mereka dapat menunjukkan kemampuan bahasa Inggris yang sangat bagus dengan menjelaskan tentang kegiatan-kegiatan yang dilakukan selama sehari dan selalu memberi respon yang sesuai dengan apa yang ditanyakan oleh penulis. Penguasaan kosakata dan pemahaman akan grammar terlihat sangat bagus dan hal ini dibuktikan dengan rasa percaya diri mereka yang tinggi ketika menjelaskan sesuatu. Dan juga, kalimat yang dituturkan sangat terstruktur.

2.3 Pengaruh Status Sosial dalam Pemilihan Varian Bahasa
Sebagian besar sopir taksi yang tidak bisa berkomunikasi dalam bahasa Inggris, hanya dapat mengantarkan tamu asing dari Bandara ke tempat tujuan yang telah ditentukan oleh Agen Taksi Bandara sesuai permintaan tamu, misalnya ke hotel. Setelah sampai di hotel, sopir ini kembali lagi dengan taksi kosong ke Bandara untuk antri lagi menunggu giliran membawa tamu. Seandainya mereka dapat berbahasa Inggris, mereka dapat mengantarkan tamu dari hotel ke tempat lain sehingga berkesempatan memperoleh pendapatan tambahan. Namun petugas hotel tidak akan mempercayakan tamu asing kepada sopir yang tidak dapat berbahasa Inggris.
Dari fenomena yang terjadi seperti yang diulas diatas membuat beberapa dari mereka mencoba untuk mempelajari bahasa Inggris. Bagi para sopir taksi, kemampuan berbahasa Inggris memang tidak diharuskan/diwajibkan untuk dipelajari akan tetapi cara dan inisiatif dari mereka sendiri untuk memperoleh (acquiring) dan menguasainya sehingga makin banyaknya wisatawan asing yang berkunjung ke Kupang dapat mendongkrak pendapatan mereka.
Para Sopir taksi mempelajari bahasa Inggris untuk tujuan peningkatan pendapatan (English for specific purpose), sehingga apa yang dipelajari selalu berhubungan dengan bidang pekerjaan mereka. Dengan keterbatasan pengetahuan mereka akan kosakata dan grammar tidak membuat mereka hilang akal tetapi dengan ekspresi wajah (mimik) dan penggunaan bahasa gerak tubuh pun (gesture) sering mereka lakukan pada saat berbicara dengan para tamu asing. Pada kenyataannya komunikasi yang mereka bangun dengan tamu tetap terus berjalan dan terjadi kesepahaman diantara mereka.
 Sementara itu, bagi mahasiswa, grammar/structure merupakan salah satu kompetensi yang selalu mendapat perhatian utama dalam pengajaran Bahasa Inggris, baik di sekolah menengah maupun di perguruan tinggi. Brown (2001) menyatakan bahwa grammar merupakan sistem kaidah yang mengatur penempatan dan hubungan kata-kata dalam sebuah kalimat. Dengan demikian, grammar merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari berbagai dimensi bahasa.
Dari hasil pengamatan/observasi dan wawancara diperoleh hasil bahwa bahasa Inggris yang digunakan oleh para sopir taksi terlihat tidak gramatikal karena tidak menggunakan kopula (to be), waktu/kala (tenses), salah peggunaan artikel (the, a, an) dalam setiap tuturan. Sementara itu, bagi mahasiswa grammar merupakan sesuatu yang penting untuk dipelajari karena sebagai dasar untuk semua skil atau kemampuan dalam berbahasa (listenening, speaking, reading, writing). Hal tersebut yang dapat membedakan bagaimana kita mengenal cara berbahasa orang yang berstatus sopir taksi yang hanya memperoleh dan menggunakan bahasa Inggris dan mahasiswa yang mempelajari dan menggunakan bahasa Inggris dalam kehidupan/lingkungan mereka.

BAB III
SIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian sederhana yang telah dilakukan pada para sopir taksi dan mahasiswa semester 4 program studi bahasa Inggris Universitas PGRI Kupang-NTT, ditemukan hal-hal sebagai berikut.
1.   Ekspresi bahasa yang digunakan oleh sopir taksi dan mahasiswa sangat beragam sesuai dengan konteks percakapan yang mereka bangun, yang mencakup; memberi salam (greeting), memberi informasi (informing), bertanya (asking questions), menjawab pertanyaan (answering questions), ucapan terima kasih (thanking), memberi petunjuk (giving direction), menawarkan bantuan (offering), memberi saran (suggesting), dan  membujuk atau mempengaruhi tamu (persuading).
2.   Para sopir taksi dapat menunjukkan kemampuan bahasa Inggris mereka dengan menjelaskan tentang kegiatan-kegiatan yang dilakukan selama sehari dan selalu memberi respon yang sesuai dengan apa yang ditanyakan oleh pewawancara. Namun, mereka mengalami keterbatasan tentang masalah aturan ketatabahasaan. Sehingga setiap konstruksi/struktur kalimat yang dituturkan selalu dalam bentuk yang tidak gramatikal
3.   Para mahasiswa dapat menunjukkan kemampuan bahasa Inggris yang sangat bagus dengan menjelaskan tentang kegiatan-kegiatan yang dilakukan selama sehari dan selalu memberi respon yang sesuai dengan apa yang ditanyakan oleh penulis. Penguasaan kosakata dan pemahaman akan grammar terlihat sangat bagus dan hal ini dibuktikan dengan rasa percaya diri mereka yang tinggi ketika menjelaskan sesuatu. Dan juga, kalimat yang dituturkan sangat terstruktur.
4.   Status sosial memiliki pengaruh yang cukup besar dalam pemilihan varian-varian bahasa. Hal tersebut dapat dibuktikan dengan penggunaan bahasa oleh sopir taksis yang tidak pernah memikirkan tentang kaidah bahasa seperti penggunaan kopula (to be), waktu/kala (tenses), artikel (the, a, an) dalam setiap tuturan. Sementara itu, bagi mahasiswa kaidah atau grammar merupakan sesuatu yang penting untuk dipelajari karena sebagai dasar untuk semua skil atau kemampuan dalam berbahasa (listenening, speaking, reading, writing).

   


Acuan:
Chaer, Abdul. 1994. Linguistik Umum. Jakarta: Rineka Cipta.
Chambers, J, K. dan P. Trudgill. 2008. “Dialectology” Cambridge: Cambridge University Press.
Sugirin. 2008. Peningkatan Keberdayaan Sopir Taksi Melalui Pelatihan Bahasa Inggris: Laporan PPM” Universitas Negeri Yokyakarta: Artikel yang dipublikasi.




Tidak ada komentar:

Posting Komentar